Sabtu, 14 Agustus 2010

Makalah UAN

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah-Nya kapada penulis, sehingga dapat menyelesaikan peper yang berjudul “PERILAKU MENYOTEK DALAM UJIAN NASIONAL (UAN)”dengan baik.
Peper ini penulis susun dengan seksama berdasarkan hasil pengkajian sumber-sumber pustaka. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Orang tua dan seluruh keluarga besar atas do’a dan dukungannya.
Ustad Syamsun atas segala bimbingan dan dukungannya.
Semua teman-teman Kls XI.IS-2.
Dan banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis sadar bahwa peper ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan para guru untuk perbaikan pada penyusunan selanjutnya. Dan penulis berharap peper ini dapat bermanfaat bagi kita pembaca pada umumnya dan siswi Al-Amin putri surodinawan pada khususnya. Amin

BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Ujian Akhir Nasional, dalam beberapa tahun terakhir selalu menjadi topik menarik menjelang pertengahan tahun atau pergantian tahun ajaran. Setiap tahun selalu terjadi perubahan kebijakan dan standar nilai yang menjadi patokan akan lulus atau tidaknya seorang pelajar.
Beberapa elemen masyarakat seolah-olah menutup mata dengan kecurangan yang terjadi, padahal ini masalah yang mendasar akan buruknya moral generasi bangsa masa depan, dari sinilah calon-calon generasi pejabat busuk, politisi busuk, dan pelayan masyatakat busuk ditetaskan. Ketika kecurangan itu terus berlangsung maka secara berkesinambungan pula kita melahirkan dan membesarkan generasi-generasi penerus bangsa yang kelak akan menggerogoti tubuh bangsa dan negara ini, generasi yang selalu hidup dalam kecurangan UAN.Timbulkan pertanyaan dari hati nurani, sadarkah kita apa hakitat tujuan pendidikan nasional sebenarnya? Kecurangan timbul karena sebagai pihak tidak bisa menerima dengan lapang dada kegagalan siswa dalam UAN, dan lembaga pendidikan sebagai pencetak generasi penerus bangsa dan pada akhirnya telah gagal memberikan proses pengajaran dengan baik.
Seringkali kita mendengar tentang solidaritas remaja yang kadang kala disalah artikan atau mungkin juga ini adalah dampak dari pergeseran nilai sosial sehingga para remaja mengartikan bahwa sikap solider itu adalah bagaimana kita membantu teman, baik itu dalam hal positif maupun negatif. Sikap solidaritas remaja dibagi menjadi dua hal, yaitu solidaritas yang positif dan solidaritas negatif. Jika solidaritas ditanggapi secara positif oleh remaja sekarang maka dampaknya akan baik sekali untuk perkembangan kehidupan sosial mereka dimasa yang akan datang.
Tetapi jika sikap solidaritas ini sudah menyimpan dari arti yang sebenarnya inilah yang membuat sikap solidaritas itu sendiri menjadi negatif. Melihat fenomena ini kita juga sering melihat para siswa di sekolah misalnya pada saat ujian berlangsung mereka membantu temannya denga cara memberikan jawaban dengan alasan bahwa itu merupakan sikap solider.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.Apakah UAN masih bisa dipertahankan?
2.Bagaimanakah evaluasi pendidikan yang sebaiknya dilakukan?

1.3 TUJUAN
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah.
1.Ingin mengetahui bahwasannya UAN masih bisa dipertahankan atau tidak.
2.Ingin mengetahui cara mengevaluasi anak didik secara baik.


BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sikap adalah “ perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian”. Sikap yang dalam Bahasa Inggris disebut Attitude adalah “segala sesuatu yang bereaksi terhadap suatu perangsang”.
Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987), sikap (Attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang. Sedangkan menurut Sherif (1956) mengartikan sikap dengan sejenis motif sosiogonis yang di peroleh melalui proses belajar, atau kemampuan internal yang berperan sekali mengambil tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak dan bersedia beberapa alternatif. Sikap juga suatu individu-individu yang tidak hanya mempunyai gambaran mengenai objek dan subjek disekelilingnya, yang mempunyai perasaan terutama berkaitan erat dengan kebutuhan yang di miliki tiap-tiap individu.
Aspek pada aspek afektif merupakan aspek yang menentukan seseorang bertindak, karena kemauan atau kerelaan bertindaklah yang menentukan seseorang berbuat sesuai dengan sikap yang dimilikinya. Namun demikian aspek yang lainnya ikut mempengaruhinya.
Sikap dapat didefinisikan sebagai kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Adapun pembentukan dan perubahan sikap dapat dilakukan melalui empat macam cara:
a.Adopsi yaitu kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus lama-kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi pembentukan sikap.
b.Deferensiasi yaitu dengan perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman sejalan bertambahnya usia, maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis, kemudian dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.
c.Intregasi yaitu pembentukan sikap secara bertahap dimulai dari berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu sehingga akhirnya berbentuk sikap mengenai hal tesebut.
d.Trauma yaitu pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan, meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat juga terbentuknya sikap.
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dan orang di sekitarnya.
Pengertian Menyontek Dalam Pelaksanaan Ujian
Menyontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan dengan kehidupan sekolah, khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha menyontek dimulai pada waktu ulangan dan ujian akan berakhir, namun demikian tidak jarang usaha tersebut telah dimulai sejak ujian dimulai.
Faktor-faktor penyebab siswa menyontek pada saat melaksanakan ujian dan ulangan antara lain adalah:
a.Tekanan yang selalu besar yang diberikan kepada “ hasil studi “ berupa angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam test formatif atau sumatif.
b.Pendidikan moral baik di rumah maupun sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa.
c.Sikap malas yang terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab.
d.Anak remaja lebih sering menyontek dari pada anak SD, karena masa remaja bagi mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman-teman sekelasnya.
e.Kurang mengerti arti dari pendidikan.
Dari beberapa faktor penyebab di atas, dapat dikatakan siswa memiliki masalah di sekolah dan konsep diri yang rendah. Maka sebagai guru agama berkewajiban memberikan motivasi siswa yang menyontek saat ujian dan ulangan dengan membiasakan bersikap jujur dalam setiap perbuatan yang dilakukan siswanya dan membangkitkan konsep percaya diri dan berusaha dai yang lebih baik.

BAB III

METODE PENELITIAN

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah perilaku menyontek dalam menghadapi UAN.
2.3 Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menggunakan pengamatan selama UAN berlangsung.
2. Mewawancari beberapa peserta UAN.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

3.1 UAN Masih Dipetahankan
Sebaimana dikemukakan sebelumnya bahwa UAN banyak bertentangan bahkan dengan tujuannya sendiri, sehingga sulit dipertahankan. Seandainya pemerintah tetap memilih untuk dipertahankan UAN maka selama itu diperdebatkan dan ketidak adilan akan terjadi di dunia karena memperlakukan tes yang sama kepada semua anak Indonesia yang kondisinya diakui berbeda-beda. Selain itu salah satu prinsip pendidikan berpusat pada anak, artinya pendidikan harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Seorang anak yang berpotensi untuk menjadi seorang seniman tidak bisa dipaksakan untuk menguasai matematika kalau dia sendiri tidak menyukainya dan berfikir tidak relevan dengan seni yang diguletinya. Memperlakukan semua anak dengan memberikan UAN sama artinya menganggap semua anak berpotensi sama untuk menguasai mata pelajaran yang diujikan, padahal kenyataannya berbeda.

3.2 Efaluasi Pendidikan
Evaluasi sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Sistem penerimaan siswa pada jenjang berikutnya dilakukan dengan cara diberikan tes masuk oleh sekolah masing-masing. Dengan cara demikian, maka setiap sekolah akan menetapkan standar sendiri melalui tes masuk yang dipakai. Sekolah yang berkualitas akan memiliki tes masuk yang relevan, dan sekolah yang kurang bermutu akan ditinggalkan masyarakat. Selain itu sekolah yang menghasilkan lulusan yang tidak bisa menerobos ke sekolah berikutnya juga akan ditinggalkan masyarakat. Dengan demikian akan terjadi persaingan sehat antar sekolah berikutnya. Sistem penerimaan dengan mengacu pada UAN akan berakibat pada manipulasi data, bahkan membuka peluang terjadinya kecurangan. Pada umumnya sekolah berlomba-lomba untuk meluluskan siswa-siswanya dengan cara memberikan nilai kelulusan yang tinggi. Tetapi dengan adanya tes masuk pada sekolah berikutnya (kecuali masuk SLTP harus lanjut karena masih dalam cakupan wajib belajar), maka sekolah akan berlomba untuk membuat siswanya disamping lulus juga diterima di sekolah berikutnya.

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Memutus rantai kegiatan contek-menyontek yaitu dengan menumbuhkan imej dari remaja tersebut bahwa kita bisa solider dalam banyak hal, tetapi dalam UAN tunggu dulu, kita harus mengerjakan sendiri-sendiri, dengan sikap seperti itu maka diharapkan akan meminimalisasi contek-menyontek dikalangan remaja. Mungking pada awalnya memang bukan hal gampang, tapi kalau kita memang meniatkan dalam hati, dan percaya diri, Isyaallah tidak ada hal yang tidak mungkin.

4.2 SARAN
Suatu pendidikan dipandang bermutu diukur dari kedudukannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian. Dalam Bahasa UNESCO (1996) mampu moulding the character and mind of young generation. Oleh karena itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan dan menantang peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya adalah salah satu prinsip pendidikan demokratis. Sebagai lawan dari penyelenggaraan pendidikan yang menjadikan pendidikan hanya sebagai sarana untuk memilih dan memilah.

Tajuk

Tajuk
Kebijakan dan kebijaksanaan

TAK ada kejutan kejutan dalam pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kamis (4/3) malam kemarin. Dalam pidatonya presiden (SBY) tetap membela keputusan bailout adalah keputusan tepat. Dalam kondisi seperti ini, etiskah seorang presiden mengatakan tidak ada masalah dalam kasus Century, setelah DPR menyatakan ada pelanggaran bailout Century, dan begitu besar tuntutan rakyat adanya pernyataan bersalah dari SBY.
Rasanya tidaklan etis dalam posisi seperti sekarang ini, dimana sudah sangatlah terang benderang adanya kesalahan bailout yang dilakukan Sri Mulyani dan Budiono tidak bisa dipidanakan.
SBY mungkin lupa, kebijakan penyelamatan bank yang kini berganti nama menjadi Mutiara itu tetap bias pidana. Kebijakan bisa dipidanakan jika sejak awal sudah ada niat jahat atau dalam istilah hukum disebut opzet. Dan niat jahat itu misalnya dibuktikan dengan adanya upaya memperkaya diri sendiri, orang lain atau perusahaan.
Sekarang marilah kita tanyakan pada nurani kita, mungkin saat itu Sri Mulyani maupun Budiono tidak ada niat jahat untuk memperkaya diri sendiri , tapi imbas dari kebijakannya itu nyatanya bisa memperkaya orang lain. Lantas, masihkah keduanya tidak bisa dipidana?
Meminjam apa yang pernah diungkapkan Prof Gayus Lumbuun, kebijakan bisa diperlakukan proses hukum, penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari, Korupsi, kolusi dan Nepotisme. Kebijakan publik harus sesuai dengan aturan. Karenanya apa yang diungkapkan SBY adalah keliru.
Yang akan kita lihat apakah ini kebijakan atau kebijaksanaan. Memang kebijaksanaan tidak bisa diproses hukum. Tapi untuk mengatur kebijakan harus ada kebijaksanaan, yang ini ada koridornya. Nah kalau kebijaksanaan tidak bisa dibawa ke ranah hukum. Tetapi kebijaksanaan itu harus ada motivasi, harus ada kompetensi, tidak untuk kepentingan diri sendiri dan orang lain, dan dapat dipertanggunjawabkan secara hukum. Mengenai posisi di bailout Century, dari dua segi tersebut melanggar aturan. Kompetensi jelas, BI, KSSK, JPS. Untuk kepentingan diri sendiri, terbukti Tantular menikmati.
Karenanya, dengan posisi seperti itu seharusnya sikap SBY adalah mendukung langkah-langkah lanjutan dalam proses hukum seperti yang direkomendasikan DPR dengan mendoran KPK untuk lebih intensif melakukan penyelidikan kasus Century. Bukan malah melindungi kepentingan pribadinya. Bagaimana Pak Presiden?

Opini

Paragraf 2
Rasanya tidaklah etis dalam posisi seperti sekaran ini, dimana sudah sangatlah terang benderang adanya kesalahan dalam bailout Century, SBY masih dengan lantangnya menyatakan kebijakan bailout yang dilakukan oleh Sri Mulyani dan Budiono tidak bisa dipidanakan.

Paragraf 3 –
SBY mungkin lupa, kebijakan penyelamatan bank yang kini diganti nama menjadi Mutiara itu tetap bias dipidana.

Paragraf 4 –
Sekaran marilah kita tanyakan pada nurani kita, mungkin saat itu Sri Mulyani maupun Budioano tidak ada niat jahat untuk memperkaya diri sendiri, tapi imbas dari kebijakannya itu nyatanya bisa memperkaya orang lain.

Paragraf 6 –
arenanya dengan posisi seperti itu seharusnya sikap SBY adalah mendukun langkah-langkah lanjutan dalam proses hukum seperti yang direkomendasikan DPR dengan mendorong Century.

Fakta

Paragraf 1 –
TAK ada kejutan-kejutan dalam pidato presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kamis (4/3) malam kemarin. Dalam pidatonya, SBY tetap membela keputusan bailout adalah keputusan tepat. Dalam kondisi seperti ini, etiskah seorang presiden mengatakan tidak ada masalah dalam kasus Century, setelah DPR menyatakan ada pelanggaran bailout Century, dan begitu besar tuntutan rakyat adanya pernyataan dari SBY?

Paragraf 4 –
Meminjam apa yang pernah di ungkapkan Prof Gayus Lumbuun, kebijakan bisa diperlakukan proses hukum, dikriminalkan, sesuai UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Kebijakan publik harus sesuai dengan aturan. Karenanya apa yang diungkapkan SBY keliru.

Sumber Motivasi

Sumber Motivasi

Matahari, bulan dan bintang adalah ciptaan Tuhan yang luar biasa. Kebesaran, keagungan dan kesempurnaan terlihat begitu nyata. Tuhan sang pencipta yang menciptakan manusia dengan melihat keagungan dan kebesaran ciptaannya tentu sang Maha pencipta tidak ingin ciptaannya yaitu manusia menjadi hina, Dia menciptakan manusia dengan sempurna, Dia ingin agar manusia yang menjadi wakilnya di dunia itu juga menjadi mulia. Di dalam diri setiap manusia sudah memiliki sifat ingin selalu indah dan ingin selalu mulia. Itulah jiwa yang di berikan Allah, yang menjadi modal besar keberhasilan. Pergunakan energi itu, suara hati itu.
Bercita-citalah besar, berfikirlah maju, Anda tidak di ciptakan untuk menjadi orang kalah. Tetapi Anda di ciptakan sebagai wakil Allah di muka bumi untuk memberikan kemajuan dan kesejahteraan. Setiap langkah yang Anda buat di muka bumi ini haruslah suatu langkah kemenangan. Ingatlah Allah SWT berada sedekat dengan urat nadi kita, Dia tidak ingin Anda berasil. Dia mendampingi Anda dengan suara hati-Nya. Apabila Anda jatuh, sadarlah, berarti masih banyak ilmu Allah yang belum Anda ketahui. Pelajarilah kesalahan tersebut, cari jawaban mengapa jatuh. Ambil jurus kedua dan bangkit lagi. Allah yang agung menunggu kemenangan Anda. Dia begitu mencintai Anda.
Apabila seorang manusia telah menyadari bahwa dirinya memiliki sifat-sifat yang di turunkan Allah tersebut, maka upayakan dan pupuklah terus hingga menghasilkan sebuah keberanian dan motivasi yang Maha dasyat. Dengan sebuah keberanian dan kekuatan yang berlandaskan pada iman memiliki nilai tinggi. Imam yang telah mengetuk kesadaran jatidiri sebagai hamba sekaligus “khalifatullah” tidak pernah membiarkan peluang berlalu tanpa arti. Dunia merupakan aset, amanah dan sekaligus ujian yang perlu tantangan yang menggairahkan bagi diri setiap mukmin sebagai pembuktian terhadap kualitas dirinya.

Ma’rifat adalah modalku
Akal pikiran adalah sumber agamaku
Rindu kendaraan
Berzikir kepada Allah kawan dekatku
Keteguhan perbendaharaanku
Duka adalah kawanku
Ilmu adalah senjataku
Ketabahan adalah pakaianku
Keralaan sasaranku
Faqr adalah kebanggaanku
Menahan diri adalah pekerjaanku
Keyakinan makananku
Kejujuran perantaraku
Ketaatan adalah ukuranku
Berjihad perangiku
Dan hiburanku adalah dalam sembahyang

Resensi Asyiknya Pacaran Sama Kamu

Judul buku : Asyiknya Pacaran Sama Kamu
Pengarang : Ari Wulandari
Penerbit : Cakrawala Fiksi
Kota Tempat Penerbit : Sidokarto, godean, yogyakarta
Tahun Terbit : 2009
Tebal :120


Ari Wulandari, lulusan sastra Indonesia UGM. Dia pernah meraih anugerah kebudayaan 2006 dari kemenangan kebudayaan dan pariwisata republik Indonesia dengan kategori penulis buku anak yang berdikasi kepada kebudayaan yang di serahkan oleh menteri kebudayaan dan pariwisata republik Indonesia. Dian pernah berkerja sebagai editor buku Adicita Grup, yogyakarta, 2000-2003 dan sebagai Script editor di multivision plus, jakarta, 2003-2007. Setelah melepaskan perjaannya, dia menulis buku dan skenario. Tidak heran apabila novel “Asyiknya Pacaran Sama Kamu”, alur ceritanya bagus, karena banyaknya pengalaman Ari Wulandari dalam hal tulis-menulis.
Novel ini berceritakan tentang kisah komedi remaja yang berawal dari sebuah keluarga (pak Andi, mama Nita, Alin, Tisa. April) pindah ke rumah baru yang megah dan mewah. Semenjak keluarga pak Andi tinggal di rumah tersebut, banyak kejadian-kejadian aneh yang menimpa anak sulungnya yang bernama Alin.
Alin (18 tahun) wanita cantik yang sering jadi korban cinta, noraknya wanita penakut ini ternyata jatuh cinta sama hantu yang bernama Jojo, seorang hantu penunggu rumah baru Alin, yang teropsesi ingin menikah dengan Alin. Dan Niko mantan pacar Alin, penjahat cinta yang di kerjain habis-habisan sama Jojo karena pernah menyakiti hati Alin. Sedangkan Jason cowok yang tingginya 186 cm, berambut pirang, cowok bule model iklan yang sombongnya minta ampun. Tisa adek Alin (15 tahun) ngefans berat dan jatuh cinta sama Jason.
Nah ...? bagi pembaca jangan lewatkan novel kocak ini apalagi waktu Alin di tuduh gila sama keluarganya gara-gara sering ngomong sendiri dan ketawa sendiri, padahal yang diajak ngomong dan ketawa adalah hantu Jojo. Tuduhan itu membuat Alin menjadi sedih dan kecewa karena keluarganya dan Niko sang pacar tidak mempercayai kejadian konyol yang di alami oleh Alin.
Selang beberapa bulan, Alin putus dengan Niko, gara-gara Niko selingkuh. Semenjak putus dengan Niko, Alin semakin akrap dengan Jojo, hari demi hari, perasaan Jojo dengan Alin semakin dalam, hingga akhirnya Jojo memutuskan untuk tidak meninggalkan Alin untuk selamanya. Ternyata Alin juga mempunyai perasaan yang sama dengan Jojo, tapi Alin sadar bahwa diantara mereka berdua tidak mungkin menjalin cinta.
Bagaimana endingnya?. Waktu liburan sekolah Alin mengikuti acara out bound tawaran dari majalah Boy. Ternyata di tempat out bound dia bertemu dengan bintang iklan yang di idolakan oleh Tisa sang adik yaitu Jason. Selama disana Alin selalu bertengkar dengan Jason karena kesombongannya.
Silang beberapa waktu kemudian, akhirnya benih-benih cintapun tumbuh diantara mereka, Tisa pun mengerti apa yang di rasakan oleh kakaknya, ia merelakan Jason demi kebahagiaan kekaknya. Begitu juga dengan Jojo dia harus merelakan Alin untuk Jason dan dia percaya bahwa Jasonlah yang pantas menjadi pendamping Alin.
Novel ini menggunakan bahasa yang simpel, tidak rumit dan mudah di fahami, tetapi endingnya kurang menarik dan kover novel ini juga tidak cocok. Alangkah baiknya ending dalam novel ini di sebutkan, bahwasannya Alin menerima cinta Jason atau tidak. Sedangkan masalah kovernya hendanya menampilkan gambar remaja sekolah, karena Tisa juga masih sekolahkan? Bukannya menampilkan gambar wanita seksi yang memakai baju pantai, meskipun novel ini menyebutkan bahwa Alin adalah cewek yang cantik, super seksi dsb.
Kekuatan cinta di dunia yang berbeda, antara Alin dan Jojo haruslah berakhir begitu saja, perpisahan Alin dan Jojo adalah jalan yang terbaik buat mereka berdua.
Novel “Asyiknya Pacaran Sama Kamu” mengajarkan para pembaca untuk selalu tidak terpuruk dalam suatu masalah, kita harus bisa menerima kenyataan, dan kita harus bisa menjalani apa yang mesti kita hadapi dimasa sekarang maupun yang akan datang.

Rabu, 11 Agustus 2010

Macam-macam Majas

MACAM-MACAM MAJAS

Macam – macam majas antara lain:

1. Majas Perbandingan

2. Majas Pertentangan

3. Majas Pertautan

4. Majas Perulangan


1. Majas Perbandingan

a. Personifikasi

b. Simile/Perumpamaan

c. Metafora

d. Alegori

e. Dipersonikasi

2. Majas Pertentangan

a. Hiperbola

b. Litotes

c. Antonomasia

d. Oksimoron

e. Paradoks

f. Zeugma

g. Paralipsis

h. Antitesis

i. Ironi

j. Sarkasme

3. Majas Pertautan

a. Metonimia

b. Sinedoks

c. Alusio

d. Euvimisme

e. Elipsis

f. Inversi

g. Gradasi

4. Majas Perulangan

a. Aliterasi

b. Antanaklasis

c. Kiasmus

d. Repetisi

KETERANGAN:

1. Majas Perbandingan

a. Personifikasi / Penginsanan

Yaitu membandingkan sesuatu / benda bukan manusia dengan menggambarkan memperlakukannya seperti manusia. Atau majas yang melekatkan sifat-sifat insan kepada barang-barang yang tidak bernyawa dan tidak yang berabstrak / tidak berwujud.

Contoh:

1. Ombak berkejar – kejaran

2. Ombak berkejar – kejaran sesekali memukul karang di pantai sehingga menimbulkan suara gemuruh, sementara itu daun – daun nyiur melambai – lambai di tiup angin dan awan di langit berarak – arakan mengikuti arah angin alangkah indahnya suasana di tepi pantai itu.

b. Majas Simile / Perumpamaan / Asosiasi

Yaitu perbandingan dua hal yang berlainan tetapi dianggap sama. Majas perumpamaan sering di tandai oleh kata pembanding: seperti, sebagai, ibarat, bak, laksana, umpama, dan sejenisnya.

Contoh:

1. Laksana bulan purnama

2. Kalau sekali berkata sanggup, ya harus melaksanakan, jangan lalu tidak sanggup, pendiriannya seperti air di daun talas saja.

c. Majas Metafora

Yaitu perbandingan antara dua hal yang di anggap memiliki persamaan sifat secara tersimpan ( implisit ). Dalam metafora tidak digunakan kata – kata pembandingan, jadi merupakan perbandingan secara langsung.

Contoh:

1. Dewi malam

2. Sebagai genarasi muda sepantasnya lah kita ikut mengisi kemerdekaan, jangan hanya menjadi sampah masyarakat.

d. Majas Alegori

Yaitu perbandingan yang dilukiskan dalam sebuah lukisan pendek. Jadi alegori merupakan cerita dengan menggunakan lambang / kiasan. Alegori dapat berbentuk prosa.

Contoh:

Kata kumbang dan bunga dalam lukisan dibawah ini.

1. Bunga yang ditanamnya telah berkembang dan baunya semerbak ke sekeliling tempat itu. Maka, kumbang – kumbang berdengung – dengung mengelilinginya hendak menawarkan diri.

Alegori terdapat pada: Fabel dan farabel

Fabel adalah : sejenis alegori yang di dalamnya binatang-binatang bicara dan bertingkah laku seperti manusia.

Jadi fabel adalah jenis cerita pendek atau dongeng rakyat yang berfaedah (berisi pendidikan moral) yang berasal dari kehidupan binatang yang bertindak selaku dan berbicara seperti manusia.

Parabel adalah : cerita yang berkaitan dengan kitab suci.

Merupakan alegori singkat yang mengandung pendidikan pengajaran moral dan kebenaran.

Parabel merupakan metafora yang diperluas, yang rentang panjangkan, jadi parabel adalah cerita singkat yang mengemukakan masalah moral.

Contoh :

Fabel (A) yang berperan binatang dan mengenai kehidupan sehari –hari.

Parabel (A) yang berperan manusia dan mengenai kebenaran moral dan kejiwaan.

Fabel (B) mengemukakan masalah sederhana.

Parabel (B)menjelaskan gagasan-gagasan yang sulit dan gaib dengan cara yang mudah di pahami.

e. Majas Antitesis

Majas yang berisi perbandingan antara dua perkataan yang maknanya bertentangan. Contoh :

1. Air susu dibalas dengan air tuba.

2. Dia bergembira di atas bangkai orang lain.

3. Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.

4. Pada saat kami berduka cita atas kematian ayahku. Mereka menyambutnya dengan kegembiraan tiada tara.

5. Di tengah keramaian kota ini, hatinya sepi.

6. Justru kecantikan gadis itulah yang membuatnya sengsara, bukan senang.

f. Majas Dipersonifikasi

Majas yang melekatkan sifat-sifat benda kepada manusia.

Depersonifikasi kebalikan dari personifikasi.

Contoh :

1. Kalau adik menjadi perahunya, aku menjadi pelabuhannya.

2. Seandainya kamu bunganya, aku adalah tangkainya.

3. Bila engkau bulannya, dia bintangnya.

2. Majas pertentangan dapat dibedakan :

1. Hiperbola

2. Litotes

3. Ironi

4. Antonomasia

5. Oksimoro

6. Paradoks

7. Kontradiski

8. Paralipsi

9. Zengma

10. Antitesis

11. Sarkasme

12. paranomasia




3

a. Majas Hiperbola adalah :

Pengungkapan sesuatu secara berlebih-lebihan atau dibesar-besarkan dari kenyataan yang sebenarnya, baik jumlah, ukuran dan sifatnya.

Contoh :

1. Kurus kering tiada daya kekurangan pangan (kelaparan), menunjukkan sifat

2. Membanting tulang, memeras keringat (bekerja keras), menunjukkan sifat

3. sekompi (berjumlah banyak )

4. berlimpah ruah (jumlah banyak)

5. terkejut setengah mati (menunjukkan sifat)

6. menegakkan bulu roma (menunjukkan sifat)

7. belumbung-lumbung (menunjukkan jumlah)

contoh:

1. ia memang orang yang rajin bekerja, tiap ari ia bekerja keras membanting tulang memeras keringat, untuk menghidupi keluarga yang berjumlah sekompi itu, tetapi hasilnya masih jauh dari mencukupi.

2. Suara tabrakan di jalan raya itu bagaikan geledek, lalu berbondong-bondonglah orang membanjiri tempat itu, darah para korban keluar mengalir menganak sungai, sungguh suatu kejadian yang tragis selama ini.


b. Litotes adalah :

Majas yang mengungkapkan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti dengan yang dimaksud sebenarnya, dengan tujuan merendahkan diri.

Majas Litotes merupakan lawan dari Hiperbola.

Contoh :

1. Kalau kita jadi bertamasya ke Borobudur, pulangnya dapat singgah di gubuk kami, jaraknya tak seberapa jauh dari jalan menuju ke sana, akan tetapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa, sekedar air untuk membasahi tenggorokan saja.

2. Tentu saja karangan saya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, semua kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati.

3. Gagasan guru kami mengenai pengajaran bahasa sama sekali bukan khayalan yang tidak bisa dilaksanakan (kenyataan).

4. Anak itu sama sekali tidak bodoh (pandai).

5. Susi Susanti bukan pemain jalanan (prestasi).


c. Majas Ironi adalah:

Majas yang merupakan sindiran dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya. Atau majas yang mengatakan makna yang bertentangan dengan maksud berolok-olok.

Makna itu dapat dicapai dengan mengemukakan :

1. Makna yang berlawanan dengan makna yang sebenarnya.

2. Ketaksesuaian antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya.

3. Ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan.


4

Contoh :

1. Seorang siswa kelas III datang terlambat masuk kelas waktu itu guru Bahasa Indonesia sedang membimbing anak-anak mengerjakan tugas, “ Selamat Pagi Joni?” kata Pak Guru, “ Rupanya pagi benar engkau berangkat dari rumah”.

2. Ketika melihat rapor putranya banyak angka merahnya, ayahnya berkata, “Aduh, bagus benar angka rapormu, memang kau anak yang rajin belajar!”.

3. Seorang guru berkata kepada siswanya yang sering tidak masuk sekolah, “Bukan main rajinmu, sudah seminggu kamu bolos bulan ini”.


d. Majas Antonomasia adalah :

Penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya.

Contoh :

1. Sssss, lihat ! Si Cerewet datang ! Kalian tidak perlu bertanya macam-macam , biar Si Gendut saja yang menghadapinya.

2. Kemarin saya lihat Si Kacamata hitam itu keluar bersama-sama dengan Si Kribo dan Si Laba, bener tidak?


e. Majas Oksimoron adalah :

pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan.

Contoh :

1. Memang benar bahwa musyawarah itu merupakan wadah untuk mencapai kesepakatan, namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.

2. Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi juga sebagai alat untuk memecah-belah suatu kelompok masyarakat atau bangsa

3. Olahraga mendaki bukit memang menarik, tercapai juga sangat berbahaya.


f. Majas Paradoks adalah :

Pengungkapan terhadap sesuatu kanyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.

Contoh :

1. Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi tidak berbahagia, tidak tahu mengapa, mungkin karena banyak urusan dunia.

2. Walaupun ia tinggal di kota besar, kota metropolitanm, hiburan ada dimana-mana, ia bercerita kepadaku katanya kesepian.


g. Majas Kontradiksi adalah :

Pengunkapan yang memperlihatkan pertentangan yang sudah dikatakan semula lebih dahulu sebagai pengecualian.

Contoh :

1. Sebenarnya semua saudaranya yang dulu pandai-pandai, hanya dia sendiri yang bodoh, mungkin saja karena malasnya.

2. Malam itu gelap gulita, hanya kerlap-kerlip kunang-kunang yang sebentar nampak dan sebentar hilang.

4. Ia ampak berfikir, tapi tak jarang ia melamun juga.


h. Majas Paronomasia adalah :

Majas yang berisi pejajaran kata-kata yang berbunyi sama tetapi berbeda maknanya.

Contoh :

1. Bantuan ini kami terima sebagai bantuan yang sangat berharga.(Roda-Sumbangan)

2. Novi sedang mengukur kepalanya yang gatal setelah itu diteruskan pekerjaannya, mengukur kain yang akan dibuat baju.(Menggaruk-panjang lebar)

3. Di ganggang papan lantai kamar mandi itu tumbuh ganggang hijau yang sangat licin.(Tempat sempit/lobang sempit-sejenis tumbuhan)

4. Awas bisa ini bisa membahayakan kesehatan kita.(Racun-dapat)


i. Majas Paralipsis adalah :

Majas yang dipergunakan untuk sarana menerangkan apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri.

Contoh :

1. Semoga nenek mendengarkan permintaan kalian (maaf)bukan maksud menolaknya.

2. Biarlah masyarakat mendengar wasiat tersebut, yang (maafkan saya)saya maksud bukan membacanya.

3. Pak guru sering memuji kelas XII MA Plus, yang (maafkan saya)saya maksud memarahinya.


j. Majas Zeugma adalah:

Contoh:

1. Anak itu memang rajin dan juga malas belajar di sekolah.

2. Perlu saya ingatkan kepadamu bahwa nenek saya peramah dan pemarah.

3. Jauh atau dekat, anak-anak atau orang dewasa sama saja, onkos kendaraan tetap Rp. 250,- seorang.

3. Majas Pertautan dapat dibedakan menjadi:

A. Metonomia

B. Sinekdok

C. Alusio

D. Eufimisme

E. Elipsis

F. Inversi

G. Gradasi


A. Majas Metonomia adalah:

Majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang atau hal sebagai pengganti kata sebenarnya.

Contoh:

1. Ratna memang anak yang gemar membaca, ia pernah membaca SHAKERPEACE MOLIERE, dan sebagainya, dia tidak puas kalau hanya membaca Sutan Takdir Alisyahbana, Mohtar Lubis, Iwan Simatupang, dan Putu Wijaya.

2. Memang kadang-kadang pena lebih tajam dari pedang.

3. Kalau Indra ke warung, tolong belikan saya jarum.

B.Majas Sinekdok adalah:

Majas penyebutan nama sebagian untuk maksud keseluruhan atau menyebutkan nama keseluruhan untuk sebagian.

Contoh:

1. Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh layar di sekitar pelabuhan itu.

2. Selama ini kemana saja kau, sudah lama tak tampak batang hidungmu.

3. Untuk biaya perkemahan kita tanggung bersama, tiap kepala dikenakan iuran sebesar Rp. 3000,-

Majas sinekdok dapat dibedakan menjadi dua bagian antara lain:

a. Parsa prototo adalah: penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan.

b. Matem proparte adalah: majas penyebutan keseluruhan untuk sebagian saja.

Keterangan pars prototo:

a. Layar: merupakan bagian dari perahu.

b. Batang hidung: merupakan bagian diri seseorang.

c. Kepala: merupakan bagian dari tubuh seseorang dan kata itu digunakan untuk menggantikan kata anak/orang.

Contoh Totem pro parte:

a. Dalam pertandingan tahun lalu Indonesia dapat meraih medali emas.

b. Dalam musim kompetisi yang lalu, kita belum apa-apa akan tetapi, dalam tahun ini sekolah kita harus tampil sebagai juara satu, setuju!

Keterangan Totem pro parte:

a. Kota Indonesia menggantikan pemain Indonesia.

b. Frase sekolah kita untuk menyebutkan pamain sekolah kita.

C.Majas alusio adalah :

Majas pengiasaan/ibarat dengan menggunakan peribahasa, pepatah, atau bagian pantun yang isinya sudah lazim diketahui.

Contoh :

1. ayolah cepat dikerjakan, jangan hanya menggantungkan asap saja.

2. Karna tidak mau menurut nasihat teman-teman dan orang tuanya, sekarang hidupnya -menderita, bagai karakap tumbuh dibatu, rupanya ia sekarang menyesal atas tindakannya -selama ini, tetapi sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.


D. Majas Eufinisme/penghalus perasaan adalah :

pengungkapan yang lebih halus sebagai pengganti pengungkapan yang dianggap kasar, tabuh, atau merugikan atau tidak menyenangkan

contoh :

1. karna terbukti sudah beberapakali melanggar disiplin kerja, terpaksa ia dibebas tugaskan dari pekerjaannya.

2. Sebenarnya tidak menaikkan harga, hanya menyesuaikan harga, karena keadaan ekonomi sedang tidak menguntungkan.

3. Maaf saya mau ke belakang sebentar.

Keterangan :

1. kata dibebas tugaskan untuk mengganti diberhentikan atau di pecat

2. kata menyesuaikan harga menggantikan menaikkan harga.

3. kata kebelakang menggantikan ke WC atau kamar mandi.


E.Majas Elipsis adalah :

Majas yang didalamnya dilaksanakan pembuangan atau penghilangan kata atau kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa.



Unsur ini dapat dihilangkan dalam kalimat bermajas dapat berupa :

a. penghilangan subjek,

b. penghilangan prediket

c. penghilangan objek

d. penghilanganketerangan

e. penghilangan, subjek, prediket dll


contoh :

a. Dia bersama istrinya ke Nganjuk ( predikatnya hilang ).

b. pada waktu pulang membawa barang berharga ( subyeknya hilang ).

c. Tadi malam (s-p-o dihilangkan semua ).

d. Hadia sebuah radio (penghilangan subyek predikat kalimat pak lurah menerimah sebuah radio ).

F. Majas Inversi adalah:

perubahan urutan subyek – predikat (s-p) menjadi predikat – subyek (p-s)

contoh :

1. Dia datang datang dia

2. Heni belajar belajar Heni

3. Buku ini menarik menarik buku ini


G. Majas Gradasi adalah:

Majas yang mengandung suatu rangkaian dan urutan ( paling sedikit tiga kata )

contoh :

Kemerdekaan adalah mutlak kita perlukan, sebab dengan kemerdekaan kita leluasa menentukan tujuan, prestasi suatu bangsa dapat diperoleh juga karena kemerdekaan, keberhasilan dalam segala bidang, inilah suatu prestasi yang diharapkan dalam mengisi kemerdekaan.


H.Majas Perulangan / Aliterasi adalah:

Majas yang memanfaatkan purwakanti / kata – kata yang permulaannya sama bunyinya.

Contoh :

1. Dara dambaku daku

2. Datang dari danau

3. Kalau kanda kala kacau

4. Biar bibir biduan bicara

5. Sayang sesama sayang semua?

6. Bukan beta bijak berperi

a) Antanaklasis adalah :

Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda, atau majas yang mengandung ulangan kata yang berhomonim.

Contoh :

1. Saya membawa buah tangan untuk buah hatiku.

2. Karena buah penanya itu dia menjadi buah bibir masyarakat.


b) Majas Kiasmus adalah :

Majas yang berisikan perulangan atau repetisi dan sekaligus pula merupakan inversi hubungan antara dua kata dalam satu kalimat.

Contoh :

1. Yang kaya merasa miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.

2. Sudah biasa, yang pintar mengatakan bodoh, tetapi yang bodoh merasa dirinya pintar.

3. Apa yang terjadi kalau pria berlagak wanita, dan wanita berlagak pria.

4. Aduh, orang desa berlagak kota, dan orang kota berlagak orang desa.

c) Majas Repetisi adalah :

Majas yang mengandung perulangan berkali-kali kata atau kelompok kata yang sama.

Contoh :

1. Selamat datang pahlawanku, selamat datang kekasihku.

2. Selamat datang pujaanku, selamat datang jantung hatiku kami merasa bahagia.

K. Antitesis adalah:

Majas yang berisi perbandingan antara dua perkataan yang maknanya bertentangan.

Contoh :

1. Air susu dibalas dengan Air tuba.

2. Dia bergembira di atas bangkai orang lain.

3. Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.

4. Pada saat kami berduka cita atas kematian ayahku, mereka menyambut dengan kegembiraan tiada tara.

5. Di tengah keramaian kota ini, hatinya sepi.

6. Justru kecantikan gadis itukah yang membuatnya sengsara, bukan senang.


L. Sarkasme adalah:

Majas sindiran yang tegas.

Contoh:

1. Hai babi pergi kau dari sini.

2. Muak aku mendengar kata-katamu itu.


M. Pleonasme adalah:

Majas yang dipakai untuk menegaskan kata yang sebenarnya tidak perlu.

Contoh:

1. Bola bulat itu bergulir ke gawang.

2. Sesudah itu ia pun menengadah ke atas,

3. Ia memandang dengan kaki


N. Klimak Naik adalah:

Majas yang menyebutkan sifat-sifat yang makin lama makin meneras atau meninggi.

Contoh:

1. Jangankan hartaku, ragaku, jiwaku pun kupertaruhkan demi memerdekakan bangsa dan Negara.

2. Mulai anak kecil, pemuda, dewasa bahkan orang tua pun ikut berbondong-bondong ingin menyaksikan kejadian alam di daerah trowulan, kabupaten Mojokerto.



Q. Klimak Menurun (anti klimak) adalah:

Majas yang menyebutkan makin lama makin menurun atau berkurang.

Contoh:

1. Gedung-gedung, rumah-rumah, gubuk-gubuk semuanya sedang dikapur.

2. Bukan seribu rupiah , seratus atau lima puluh rupiah tetapi hanya sepuluh rupiah harganya.


P. Koreksio adalah:

Majas yang dipakai untuk membetulkan kesalahan yang disebutkan sebelumnya.

Gunanya untuk menarik perhatian orang.

Contoh:

1. Dia adikku, eh bukan, hanya kawan biasa.

2. Rika berbaju merah, eh bukan, berbaju hijau.

3. Ayah sedang tidur, o, tidak, sejang membaca majalah

Selasa, 10 Agustus 2010

perjalanan hidup

hidup...
mengajariku tuk berdiri...
mengajariku tuk mandiri...
mengajariku tuk berlari...
mengajariku tuk bermimpi...

ya...itulah hidup.